Rahim Pengganti

Bab 170 "Idola Semua Dokter"



Bab 170 "Idola Semua Dokter"

0Bab 170     
0

Idola semua Dokter     

Sudah selama satu minggu lama nya Daffa pergi tugas keluar kota dan selama satu minggu ini juga Gina sendirian di rumah dinas. Wanita hamil itu tetap ingin sendirian di rumah nya, padahal sebelum nya Ibu Sri dan dan Bunda Carissa sudah menawarkan mereka untuk menemani Gina namun wanita itu tetap saja ingin sendirian bahkan Sekar juga menawarkan diri nya untuk menginap di rumah dinas.     

Gina mengatakan bahwa dia ingin belajar lebih mandiri lagi karena tidak selama nya orang orang tersebut bisa menemani diri nya. Mendengar hal itu hanya mampu membuat mereka semua menghela napas nya panjang, karena apa yang diinginkan oleh Gina tidak akan mungkin ditentang lagi. Ibu hamil itu juga mengatakan bahwa diri nya akan lebih baik baik saja jika berada di rumah nya.     

Pagi ini Gina akan dijemput oleh Dewa menuju ke rumah sakit tempat mereka akan menjalani praktek sebagai dokter muda. Awal nya Gina akan pergi seorang diri namun, adik iparnya itu bersikeras untuk mengantar dan pergi bersama Gina ke rumah sakit tersebut. Hingga akhirnya nya saat ini ibu hamil itu sedang menyiapkan beberapa bekal makanan cemilan dan juga buah buahan untuk dirinya makan ketika lapar.     

Sudah selama satu minggu ini juga nafsu makan Gina semakin besar setiap 2 jam sekali wanita hamil itu pasti akan mencari cemilan atau buah buahan yang bisa diri nya makan untuk mengganjal perutnya.     

Untunglah sebelum Daffa pergi pria itu sudah menyiapkan beberapa makanan yang baik untuk sang istri. Daffa juga sudah meminta beberapa istri prajurit yang tinggal untuk menemani sang istri jika sesuatu hal terjadi pada istrinya tersebut.     

Tak lama terdengar suara mobil berhenti di depan rumah, Gina segera memasukkan semua bekal ke dalam kantong dan mulai berjalan keluar dari rumahnya. Terlihat dengan jelas mobil Dewa sudah terparkir di depan sana, dan tak lama Dewa pun keluar dari dalam mobil tersebut.     

"Lo mau ke mana kok banyak banget sih yang dibawa?" tanya Dewa.     

Gina hanya menampilkan senyum indahnya wanita itu saja bingung ketika melihat semua barang barang yang dirinya bahwa ternyata sangat banyak . Setelah selesai mengunci pintu Gina lalu masuk kedalam mobil tersebut, wanita itu tidak menjawab pertanyaan dari Dewa.     

"Lo makin buket loh Na," ucap Dewa. Gina hanya menatap sekilas ke arah Dewa, wanita hamil itu tidak peduli dengan apa yang diucapkan oleh adik ipar nya. "Yang penting gue sama si adek, sehat dari pada gue gak makan. Lo mau, si adek gak baik?" tanya Gina.     

"Gak boleh. Lo sama keponakan gue harus sehat, apapun yang lo mau bilang gue ya Na. Bang Daffa udah nitip lo sama gue, kalau tiba tiba malam lo pengen sesuatu. Bilang aja, jangan sungkan," ucap Dewa.     

Sebelum Daffa berangkat pria itu sudah menitipkan istri nya kepada dewa, meskipun awal nya Dewa tidak mau karena Dewa merasa dirinya belum tentu bisa melakukan apapun yang diinginkan oleh zina namun, Daffa memberikan penjelasan bahwa diri nya hanya bisa meminta pertolongan kepada Dewa seorang sebagai seorang kakak yang meminta pertolongan kepada adik nya. Mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Dewa membuat Gina tersenyum, wanita itu tahu banyak orang yang menyayangi mereka apalagi ketika suaminya saat ini sedang pergi dinas keluar kota namun, seolah tahu bahwa Daffa sedang kerja. Anak di dalam kandungan Gina, sejak awal baik baik saja dan tidak menginginkan hal apa pun.     

"Siap uncle," jawab Gina sembari menirukan suara anak kecil, dan hal itu mampu membuat Dewa tersenyum.     

***     

Mobil yang dikendarai oleh Dewa Sudah sampai di parkiran Rumah Sakit. Bertepatan dengan hal itu juga Sekar, Akbar, dan juga aca sampai di parkiran tersebut. Mereka berlima lalu masuk ke dalam area Rumah Sakit sebelum nya dosen pembimbing mereka sudah datang ke rumah sakit tersebut dan semua hal yang terjadi di rumah sakit akan ditindaklanjuti oleh dokter senior di sana.     

Satu hal yang belum diketahui oleh Gina adalah Rumah Sakit tempat diri nya praktek adalah rumah sakit merupakan milik dari keluarga bapa Joyo. Ibu Sri yang meminta langsung kepada pihak rumah sakit untuk mengijinkan menantu nya itu praktek di tempat tersebut. Agar tidak membuat Gina curiga begitu juga dengan Dewa yang nyata nya juga dirinya tidak tahu mengenai hal tersebut, sehingga dibagi menjadi tiga kelompok atau sekitar 20 orang yang akan praktek di rumah sakit tersebut.     

"Selamat pagi suster!!" sapa mereka semua. Para suster menganggukkan kepala nya, jika kelompok mereka yang datang maka akan di sambut dengan ramah. Bukan karena Gina atau Dewa, tapi memang mereka berlima selalu bisa menempatkan diri nya di tempat baru.     

Mereka langsung masuk ke dalam ruangan yang telah di siapkan, Gina segera mengeluarkan beberapa kotak bekal yang dibawakan oleh Dewa tadi, wanita hamil itu segera membuat dan memakan beberapa potong buah buahan. Setelah itu, Gina langsung mulai bertugas.     

Sebagai seorang dokter bedah, membuat Gina mendapatkan banyak ilmu yang begitu berguna ketika diri nya terjun langsung ke lapangan. Padahal mereka baru, berada di rumah sakit sekitar 2 hari tapi sudah banyak sekali pengalaman yang di dapatkan.     

"Selamat pagi suster!!" sapa Gina. Saat ini, Gina masuk ke dalam poli diri nya kemarin di minta untuk menemui dokter Marissa untuk saling sharing dengan sebuah kasus kedokteran. Ketika masuk ke dalam poli penyakit, dalam Gina tak lupa membawa tas kecil yang berisikan air minum dan beberapa potong buah.     

"Masuk ada dokter. Dokter Marissa sudah menunggu," ujar suster Tina. Mendengar hal itu, segera Gina menganggukan kepala nya dan masuk namun, tak lupa wanita itu segera memberikan cemilan kepada suster Tina.     

"Buat suster, lumayan untuk ganjelan," ujar Gina. Suster Tina menganggukkan kepala nya, lalu Gina segera masuk ke dalam ruangan tersebut.     

Di lain tempat Dewa harus terus bersabar dengan semua pandangan dari beberapa suster. Sejak awal diri nya masuk dan di tempatkan di ruangan ini, Dewa sudah menjadi primadona beberapa suster di rumah sakit.     

"Dokter Dewa, ini saya buatkan sarapan."     

"Tidak perlu suster," jawab Dewa. Sejak awal diri nya di sana, sudah banyak hal hal aneh bagi Dewa terjadi.     

"Tidak apa apa dokter. Silakan di makan ya, semoga suka."     

Dewa hanya bisa pasrah, pria itu tidak tahu harus berbuat seperti apa lagi kecuali menerima semua perhatian yang diberikan oleh suster tersebut. Sedangkan Akbar yang satu tempat dengan Dewa hanya mengulum senyum sejak tadi, pria itu melihat dengan jelas bagaimana suster itu memandang ke arah Dewa dengan pandangan penuh arti.     

Akbar lalu berjalan ke arah Dewa dan berbisik di telinga sahabat nya, "Lumayan Wa. Rezeki gak boleh di tolak. Siapa tahu jadi jodoh," ujar Akbar. Dewa yang mendengar hal itu hanya menatap datar ke arah Akbar, pria itu kembali melanjutkan kegiatannya tidak peduli dengan ucapan yang dilontarkan oleh Akbar, sedangkan Akbar menahan tawa nya supaya tidak membuat orang orang curiga.     

Gina bersama dengan dokter Marissa masuk ke dalam sebuah ruangan rawat, di mana ruangan tersebut merupakan tempat pasien yang akan di tangani oleh Gina bersama dengan dokter Marissa.     

"Kita akan ke ruangan C. Kami lihat saja dulu, apa yang harus kita lakukan. Banyak hal yang membuat saya ragu, namun, setidaknya jika kamu melihat kita bisa berdiskusi bersama," ujar dokter Marissa. Wanita berusia 30 tahun tahun, masih terlihat sangat muda. Bahkan seperti baru tamat kuliah, wajah awet muda dengan tampilan yang modis, membuat dokter Marissa begitu anggun.     

"Siap dokter. Tapi maaf jika, nanti nya pendapat saya tidak sesuai dengan keinginan dokter," ucap Gina. Jujur saja, wanita itu masih ragu dan takut jika apa yang di lakukan tidak sesuai dengan keinginan dari mentor nya tersebut. "Setiap orang selalu belajar dari apa yang dikerjakan. Jadi tetap lakukan hal yang menurut kamu benar," balas dokter Marissa.     

Kedua nya lalu masuk ke dalam ruangan tersebut hal pertama yang dilihat oleh Gina adalah seorang pria yang sudah berumur berbaring di atas tempat tidur dengan mata yang masih menutup laku di samping pria tersebut ada seorang wanita yang dilansir umurnya tidak jauh dari pria tersebut sedang duduk. Dokter Marissa lalu memperkenalkan Gina kepada wanita tersebut setelah itu dokter Marissa juga meminta Gina untuk melihat bagaimana kondisi dari pasien.     

Tak lupa laporan medis dari pasien tersebut diberikan kepada Gina supaya bisa memberikan pendapatnya mengenai diagnosis apa yang terjadi kepada pasien tersebut. Gina membaca dengan saksama lalu wanita itu melotot dengan sangat tajam dan menoleh ke arah dokter Marisa dokter tersebut menganggukkan kepala nya mengerti dengan apa yang sudah dilakukan oleh Gina juga memerintahkan Gina untuk mengecek bagaimana kondisi dari pasien tersebut.     

Dengan sangat lincah Gina mulai memeriksa pasien nya tersebut ini merupakan kali pertama Gina menangani kasus yang begitu serius baginya karena Gina tahu kondisi dari pasien tersebut benar benar tidak baik.     

"Kapan dokter operasi untuk suami saya?" tanya wanita paruh baya tersebut. Mendengar hal tersebut dokter Marissa tersenyum dan menjelaskan beberapa hal yang terjadi pada pasien.     

"Kita harus melakukan observasi lebih dulu karena seperti yang sebelumnya saya bilang saat ini bapak pak memiliki banyak komplikasi salah satu nya adalah jantung nya ketika kita memasang ring pada jantung pasien maka banyak hal yang harus kita persiapkan bukan hanya kondisi pasien tapi juga organ organ yang lainnya. Ditambah lagi akibat benturan karena terjatuh tersebut beberapa gumpalan darah yang ada di dalam tubuh Bapak sedikit tidak baik dan hal itu bisa saja berakibat fatal."     

Wanita paruh baya itu hanya bisa pasrah diri nya hanya bisa berdoa kepada sang pencipta mengenai kesembuhan suami nya tersebut . Lalu wanita itu mengucapkan banyak terima kasih kepada dokter Marissa dan juga Gina. Kedua nya lalu pamit dari ruangan tersebut, dokter Marissa lalu mengajak Cina menuju kantin Rumah Sakit disana mereka akan mendiskusikan beberapa hal. Melihat kondisi Gina yang sedang hamil membuat dokter Marissa tidak ingin sesuatu hal terjadi kepada anak mentor nya tersebut.     

"Kita ke kantin aja dulu ya nanti disana kita bisa bahas dengan santai bagaimana pendapat kamu mengenai pasien yang Saya tunjukkan tadi. Sekalian kamu juga bisa makan Saya tahu sebagai ibu hamil pasti setiap detik ada saja makanan yang harus masuk ke dalam perut kita," ucap dokter Marissa.     

Gina tersenyum mendengar hal tersebut, sejak mengetahui bahwa kita sedang mengandung dokter Marisa sering memberikan beberapa hal untuk kehamilan diri nya.     

***     

Keduanya lalu mencari tempat duduk yang begitu strategis untuk diskusi, setelah mendapatkan tempat tersebut dokter Marissa segera meminta Gina untuk duduk di tempat tersebut sedangkan dirinya memesan beberapa makanan ringan yang sehat dan mengenyangkan untuk diet dan juga Gina.     

Selama menunggu dokter Marisa Dina lalu membuka ponselnya senyum dibibir wanita itu tercetak dengan sangat jelas ketika melihat notif pesan singkat dari sang suami.     

Suamiku     

"Mas lagi mau, latihan sayang. Kamu sama adek baik-baik dan sehat-sehat ya. Jangan lupa vitamin, susu hamil, dan buah-buahan nya dimakan. Love you buna."     

Melihat pesan singkat yang dikirimkan oleh Daffa benar-benar membuat mood Gina menjadi semakin membaik wanita itu segera membalas pesan singkat tersebut dengan begitu cepat.     

Gina     

"Siap Baba, pasti Buna dan adek baik-baik saja. Baba juga di sana sehat-sehat. Kerja yang baik, bair pulang bawa banyak duit buat adek dan bina."     

Setelah membalas pesan singkat tersebut Gina lalu mengecek beberapa grup lainnya wanita itu tersenyum saat melihat kiriman pesan dari Akbar mengenai banyak suster yang mengejar-ngejar Dewa titik bahkan ada suster yang dengan sangat rela membuatkan Dewa makanan sarapan pagi hingga makan siang untuk pria itu.     

"Senyum senyum, sendiri kenapa nih. Jangan jangan pak tentara ya yang kirim pesan," goda dokter Marissa.     

Gina langsung mengangkat kepala nya, wanita itu seketika jadi malu, dengan apa yang di sampaikan oleh Marissa.     

"Suka bubur ayam enggak soalnya nih aku tadi pesan bubur ayam supaya kamu makan soalnya hanya bubur ayam yang cocok buat ibu hamil."     

"Di kantin Rumah Sakit ada yang jual bubur ayam juga dokter?" tanya Gina.     

Dokter Marisa menganggukan kepalanya mendengar hal mengenai bubur ayam Dina langsung tersenyum bahagia sejak kemarin Wanita itu sudah mencari bubur ayam namun, penjual yang biasa menjual bubur ayam tersebut sedang tidak berjualan dan hal itu membuat Gina sedikit menahan keinginan nya. Sebenar nya bisa saja Gina mengatakan hal tersebut kepada dewa namun lagi lagi wanita itu tidak ingin merepotkan sang adik ipar. Menurut Gina selagi dirinya masih bisa menahan keinginan nya maka dia akan tahan namun jika tidak bisa ditahan lagi maka kita akan mulai merepotkan orang orang di sekitarnya.     

"Aku itu udah dari sejak kemarin lo dok mau pengen makan bubur ayam tapi karena langganan beli bubur ayam nggak jualan jadi nya ditunda," jelas Gina.     

"Ya sudah kita makan dulu. Kasihan adik bayi nya, menahan makan bubur ayam."     

Keduanya lalu mulai memakan makanan tersebut, tidak ada banyak hal yang dibahas oleh mereka ketika sedang makan hanya beberapa pertanyaan yang dilemparkan oleh dokter Marissa kepada Gina.     

***     

Selain tempat saat ini Dewa sedang berusaha menghindari salah satu dokter anak yang bernama Chelsea dokter tersebut sejak tadi sibuk mencari Dewa. Sedangkan Dewa tidak suka dengan dokter tersebut bukan karena diri nya memilih atau karena apa tapi memang saat ini Dewa sedang tidak mau membuka hati nya kembali rasanya masih sangat sakit jika Dewa mengingat bagaimana dulu dia tidak memperdulikan Acha sehingga dirinya kecewa akan diri nya sendiri.     

"Lho kenapa sih Wa dari tadi mondar mondar mandir kaya gitu gilingan tahu enggak," ucap Sekar.     

"Kalian semua harus tolongin gue pokoknya."     

"Emang ada apa sih sampai lo minta tolong segitunya?" tanya Akbar.     

"Ada dokter Chelsea kalau dia masuk lo semua harus bilang kalau kalian nggak ngelihat gue pokoknya intinya itu gue nggak mau ketemu sama dia Jadi semua harus bilang kalau enggak lihat gue please oke gue mau sembunyi dulu."     

Tak lama dari hal tersebut benar saja dokter Chelsea masuk ke dalam ruangan itu wanita itu membawa sekotak tempat makan berwarna pink dan masuk ke dalam ruangan dengan senyum yang mengembang, itu melihat ke arah semua orang yang ada di ruangan tersebut mencari keberadaan dari dewa namun, nyata nya Dewa tidak ada di tempat tersebut dan hal itu membuat dokter Chelsea sedikit kecewa.     

"Selamat siang dokter mau cari siapa?" tanya Sekar.     

"Dokter Dewa nya kemana ya?" tanya dokter Chelsea kembali.     

"Sepertinya rekan kami Dewa sedang ada urusan keluar dokter jadi dia tidak ada disini ini apa dokter ada pesan biar nanti kami sampaikan kepada rekan kami," balas Acha.     

Dokter Chelsea terdiam sejenak hingga akhir nya wanita itu menggelengkan kepala dan keluar dari ruangan tersebut. Setelah dokter itu keluar dan memastikan bahwa daftar Chelsea tidak lagi masuk ke dalam ruangan mereka Sekar memberikan kode kepada Dewa untuk keluar dari ruangan persembunyian nya.     

"Makasih guys."     

"Gak gratis!!" teriak Akbar. Mendengar hal itu Akbar hanya bisa geleng geleng kepala dengan teman nya tersebut hingga akhir nya Dewa memberikan ponsel nya kepada Akbar untuk membiarkan sahabat nya itu memesan makanan yang diinginkan melihat hal itu membuat Akbar begitu senang pria itu lalu memanfaatkan keadaan segera Akbar memesan beberapa makanan untuk mereka.     

"Lo baru, dua hari di sini. Tapi lihat, sudah banyak dokter dan suster yang mencoba mendekati Lo," ujar Sekar. Dewa menatap ke arah Sekar, apa yang diucapkan oleh wanita itu benar ada nya. Baru dua hari diri nya sudah sangat di pusingkan dengan kedua orang tersebut. Bagaimana jika selama mereka praktek di rumah sakit ini, banyak orang seperti kedua wanita itu. Membayangkan nya saja, sudah membuat kepala Dewa seketika berdenyut nyeri.     

***     

Pukul 16.00 Gina pamit kepada teman teman nya, wanita itu ingin sekali merasakan begadang di rumah sakit. Namun, karena kondisi diri nya yang tidak memungkinkan membuat Gina harus memikirkan anak di dalam kandungan nya, dan tidak ingin egois.     

"Gue pamit ya. Bar, entar lo ke lobby rumah sakit, ambil pesanan makan malam buat kalian semua," ucap Gina. Mendengar hal itu membuat Akbar bersorak senang, pria itu sangat bahagia jika teman teman nya mentraktir padahal kedua orang tua Akbar bukan orang yang biasa biasa saja, namun, tetap saja sikap Akbar seperti itu.     

"Lo Pesen apa lagi Na?" tanya Sekar.     

"Biasa kak. Buat makan malam kalian. Ya sudah gue, pamit ya. Kasihan Dewa udah nungguin di bawa," ucap Gina.     

Gina lalu pergi dari ruangan tersebut, bersamaan dengan Akbar, tak jarang ketika berjalan di lorong lorong rumah sakit, beberapa dokter muda pria selalu menegur Gina, dan hal itu hanya di balas oleh Gina dengan senyuman saja.     

"Na … mereka semua belum ada yang tahu, mengenai status Lo?" tanya Akbar.     

"Gue nggak tahu. Kenapa?" tanya Gina.     

"Cara mereka memandang lo itu beda gue tahu kalau mereka itu menyimpan sebuah rasa sama lo apalagi sejak lo hamil aura kecantikan lo semakin terpancar na."     

"Aneh aneh aja tolong nggak mungkinlah mereka punya rasa sambil gue, kita itu baru dua hari loh disini bar dan nggak mungkin gue langsung sefemes itu disukai sama banyak orang," balas Gina.     

"Yaelah nih anak nggak percayaan banget ntar aja kalau semua orang yang laki laki yang tadi sepanjang jalan negur lo terus mereka terus tiba tiba ngungkapin perasaan sama lo awas aja nih gue gak mau ikut ikut ya kalau bapak tentara ngamuk."     

Gina hanya tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Akbar, Gina segera masuk ke dalam mobil Dewa. Akbar lalu memperingati Gina mengenai apa yang dirinya rasakan tadi. Mendengar hal itu membuat Dewa menjadi penasaran tentang apa yang dibahas oleh mereka berdua.     

***     

Sepanjang jalan Dewa meminta Gina untuk bercerita mengenai Apa yang dibahas oleh Gina dan juga Akbar sedangkan Gina hanya geleng geleng kepala melihat sikap dari adik ipar nya yang benar benar selalu ingin tahu tentang banyak hal Gina mengerti mengapa Dewa seperti itu semua karena pesan yang diberikan oleh Daffa untuk menjaga diri nya.     

"Tapi yang dibilang sama Akbar itu bisa jadi loh karena seorang pria kalau dia tidak tertarik dengan wanita atau dengan lawan jenis nya dia pasti akan terlihat cuek. Tapi para dokter muda tersebut seperti nya memang benar dia tertarik sama lo, makanya mereka satu sama lain mencoba mencari perhatian lo."     

"Udah ih enggak usah ditanggapin kalaupun mereka beneran tertarik sama gue ya udah biarin aja mereka kayak gitu Yang penting gue nggak tertarik sama mereka karena bagi gue laki-laki yang paling bisa membuat gue terpana itu hanya bapaknya si adik," balas Gina.     

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Gina membuat Dewa hanya mendesah pasrah bukan hanya sang Abang yang sudah bucin terhadap istrinya namun, Gina juga sama keduanya saling bucin satu dengan yang lain. Terbukti dari setiap keadaan Gina dan juga Daffa selalu satu dengan yang lainnya saling terpaut.     

"Mari ke angkringan bentar ya, gue pengen makan nasi uduknya," ucap Gina.     

Dewa segera menganggukan kepalanya pria itu mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mencari angkringan yang menjual nasi uduk sedikit membuat Dewa bingung karena sudah hampir 3 tempat makan yang mereka kunjungi Tidak ada satu pun yang menjual nasi uduk dan hal itu sedikit membuat Gina pasrah namun, Dewa masih berusaha untuk mencari apa yang diinginkan oleh keponakannya tersebut.     

"Udah kalau nggak ada kita langsung pulang aja. Lo juga, kan harus balik ke rumah sakit lagi," ucap Gina.     

"Nggak. Kita akan ke tempat di daerah bungaran, kalau nggak salah di sana angkringan nya jual nasi uduk."     

"Tapi kalau nggak ada, kita langsung pulang aja ya. Nggak apa apa, nanti aku pesan ojek online aja," balas Gina.     

Dewa segera menganggukkan kepalanya, pria itu akan berusaha untuk mencarikan apa yang diinginkan oleh sang keponakan.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.